Unsur-Unsur Komunikasi

Dr. Harold D Lasswell mengenal 5 butir unsur atau elemen komunikasi yang dapat dirumuskan sebagai siapa mengemukakan apa, melalui media apa, kepada siapa melaksanakan hubungan dan bagaimana pengaruh  atau effect komunikasi tersebut. Selanjutnya telah pula dikemukakakn bahwa maslaah gannguan serta pemilihan sarana media dalam proses komunikasi merupakan unsur yang mempengaruhi proses tersebut.

Ketujuh unsur tersebut dapat digambarkan dengan pola rantai komunikasi seperti gambar berikut :
1.      Pesan (message)
2.      Pengirim pesan
3.      Penyampaian pesan
4.      Pemilihan sarana/media
5.      Penerima pesan
6.      Respond/effect/pengaruh
7.      Gangguan komunikasi dari tiap tahap.

Keterkaitan unsur tersebut-unsur tersebutd dapat dilukiskan dengan contoh interaksi aktivitas komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru dengan siswa. Dalam aktivitas belajar antara guru dan siswa ketujuh unsur komunikasi memegang pengaruh menentukan untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil interaksi tersebut. Keterpaduan dan keterkaitan antara unsur komunikasi itu akan membawa pengaruh kepada kualitas keberhasilan penguasaan tiap pokok bahasan khususnya dan mata pelajaran secara keseluruhan dan akhirnya pengajaran pada umumnya.

Bahan pelajaran (Dalil Pitagoras misalnya) sebagai pesan yang akan disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai komunikator bertujuan agar “dalil pitagoras” yang menjadi bahan pengajaran dapat dimiliki, diketahui serta dipahami. Guru melakukan interaksi dalam proses belajar mengajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Artinya melakukan tindakan penyampaian dalil pitagoras tersebut dalam proses mengajar.

Tentu saja dalam penyampaian pesan tersebut guru memilih metode teknik atau cara mengajar, serta alat bantu, alat peraga, atau lambing lain dengan maksud agar siswa yang bertindak sebagai penerima pesan (komunikan) dapat memahami dengan sebaik-baiknya dalil pitagoras dan kemudian mampu menerapkan dalam pemecahan soal-soal yang mengandung permasalahan yang pemecahannya perlu mempergunakan dalil pitagoras.

Guru yang bertindak sebagai salah satu pelaku komunikasi sangat mengharapkan seluruh siswa mengetahui dan memahami isi pesan yang diajarkan. Apabila siswa dapat menangkap dan memahami seluurhnya atau sebagian besar isis pesan tentang dalil pitagoras, hasil penangkapan sama atau tidak jauh beda dengan yang dikemukakan oleh guru, maka hasil proses komunikasi pada saat itu berhasil. Sebaliknya kalau hanya sebagian kecil saja yang mengetahui dan memahami isi pesan guru “berupa dalil pitagoras”, maka ini merupakan pratanda terjadi ketidakberhasilan proses komunikasi.

Dalam proses belajar mengajar seperti dilukiskan diatas, kualitas keberhasilan perubahan sikap siswa berupa isi pesan guru berupa dalil pitagoras akan dimiliki siswa dengan baik; namun keberhasilannya banyak dipengaruhi oleh isi pesan, teknik motede penyampaian, tepat atau tidaknya memilih sarana dan alat bantu keaktifan siswa, perhatian dan minat siswa serta reaksi penangkapan siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, banyak faktor yang menghalangi dalam setiap unsur komunikasi dan disebut gangguan atau barrier harus diperhitungkan.

Uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa unsur-unsur komunikasi terdiri dari 7 unsur dan memiliki istilah masing-masing sebagai berikut ini :
1.      Komunikator
Komunikator adalah pelaku yang menyampaikan pesan. Pelaku atau komunikator dapat terdiri dari perseorangan atau kelompok. Contoh, ketika anda sedang menonton berita di TV, maka yang menjadi komunikator adalah presenter TV tersebut. Contoh lain adalah, ketika anda sedang mengikuti seminar di sebuah forum, maka yang berbicara di depan (keynote) merupakan bagian komunikator.
2.      Komunikan
Komunikan adalah pelaku yang menerima pesan. Ia bertindak sebagai komunikan dapat sebagai individu, kelompok dan juga orang atau bukan orang. Sebagai contoh, ketika anda sedang mendengarkan teman anda bercerita atau sedang curhat, maka yang menjadi komunikan disana adalah anda sendiri, karena anda yang menerima pesan tersebut.
3.      Pesan (Message)
Message atau pesan merupakan inti dari sebuah proses komunikasi. Pesan merupakan informasi yang disampaikan kepada komunikan sehingga tercipta sebuah saling pengertian antara komunikator dengan komunikan.
4.      Feedback
Feedback adalah out put yang dihasilkan berupa tanggapan atau repon berupa hasil pengaruh pesan (massage yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan).
Antara komunikator dan komunikan dalam jalinan komunikasi, komunikator menghendaki memperoleh feedback (umpan balik) positif. Akan tetapi, reaksi yang timbul dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator dapat berkualitas positif, negative, atau netral, bahkan tak jarang tanpa reaksi sama sekali atau reaksi nol.
Jenis-jenis tanggapan, respon atau feedback menurut Halph Ween terdiri dari empat jenis sebagai berikut :
a)      Zero Feedback
Feedback yang diterima oleh komunikator dari komunikan, oleh komunikator tidak dapat dimengerti tentang apa yang dimaksud oleh komunikan.
b)      Positive Feedback
Pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator dapat dimengerti dan mencapai persetujuan, komunikan bersedia berpartisipasi memenuhi ajakan seperti yang termuat dalam pesan yang diterimanya.
c)      Neutral Feedback
Feedback yang tidak memihak, artinya pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator tidaklah relevan atau tidak ada hubungannya dengan masalah yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
d)     Negative Feedback
pesan yang dikembalikan kembali  oleh komunikan kepada komunikator tidaklah mendukung atau menentang, yang terjadi kritikan atau kemarahan.[1]
5.      Transmit
Transmit memiliki arti menyampaikan, mengirimkan, menyebarkan, atau meneruskan. Istilah ini merupakan aktivitas komunikator untuk mengirimkan pesan (message) kepada komunikan. Model penyampaian pesan tersebut dapat bersifat tidak langsung atau langsung. Penyampaian pesan secara langsung berarti komunikator lengaung melakukan aktivitas menyampaikan pesan kepada komunikan tanpa melalui media. Contoh penyampaian pesan secara langsung adalah ceramah di depan umum, berorasi ketika demonstrasi, dll.
Pengiriman pesan secara langsung pada dasarnya akan lebih efektif hasilnya dibanding dengan penyampaian pesan secara tidak langsung. Penyampaian pesan tidak langsung berarti komunikator memerlukan media atau sarana yang khusus untuk melakukan aktivitas. Contoh komunikasi tidak langsung antara lain adalah penyampaian pesan oleh komunikatr melalui surat, kode-kode tertulis dll.
Pesan-pesan yang dirancang oleh komunikator sebelum disampaiakn kepada komunikan dapat berwujud symbol/lambing, seperti lambing kata-kata, kalimat lisan attau tertulis, lambing gambar berupa grafik, diagram dan lambing aktivitas seperti gerak bibir ketika mengucapkan kata-kata atau kalimat, menggerakkan anggota badan seperti kepada dll.
6.      Media Komunikasi
Pemilihan lambing-lambang dan sarana serta media komunikasi memerlukan suatu kepandaian dari komunikator. Media komunikasi dapat berwujud media tertulis atau media lisan, manual atau elektrik atau elektronik dll.
Media dan sarana komunikasi dapat dijumpai dilingkungan kantor untuk melaksanakan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yakni media, sarana yang dipergunakan di dalam organisasi kantor atau media, sarana yang dipergunakan untuk komunikasi keluar organisasi.
Media dan sarana yang sering dipergunakan dalam organisasi kantor dapat disebutkan antara lain:
a)      Serikat buruh perusahaan yang diakui oleh pimpinan perusahaan.
b)      Rapat antara pengurus serikat buruh dan pimpinan perusahaan mengenai persoalan perusahaan dan kesejahteraan buruh.
c)      Sport
d)     Darmawisata
e)      Perpusatakaan
f)       Kantin
g)      Majalah perusahaan.[2]
Alat-alat dan media tersebut diatas sering dipergunakan dalam kantor untuk menambah keakraban anggota masyarakat kantor, sehingga akan dapat mengikatkan diri untuk pekerjaan dan merasa merupakan satu keluarga besar.
Selain media dan sarana yang dilakukan di dalam kantor untuk melakukan komunikasi keluar diperlukan media seperti :
a)      Pers
b)      Radio
c)      Film
d)     Televise
e)      Televise pameran
f)       Piringg hitam
g)      Film strips
h)      Cartoon.[3]

Dalam wujudnya media dan sarana komunikasi dapat berwujud media cetak, seperti sirkuler, pamphlet, dan lain-lain. media auditif seperti tape recorder, piringan hitam, dll. Media visual, seperti papan reklame, carton dll. Selain media cetak, auditif dan visual terdapat juga kombinasi dari ketiganya seperti film, televise dan lain-lain.
7.      Barrier
Barrier atau gangguan dalam berkomunikasi dapat terjadi pada setiap unsur komunikasi. Unsur gangguan yang memang merupakan unsur yang harus dihilangkan dalam komunikasi; demikian pula tiap tahap komunikasi atau tiap tahap penyampaian terdapat juga gangguan.
Komunikator sebagai subjek komunikasi merupakan titik terpenting dalam berkomunikasi. Komunikator memiliki kriteria tertentu untuk bertindak sebagai pelaku komunikasi secara efektif. Kemampuan menggunakan lambing-lambang dalam penyampaian message (pesan) kepada komunikan merupakan jalur yang harus mendapat perhatian dalam komunikasi agar hasil berkomunikasi mencapai titik maksimal atau dengan perkataan lain mencapai komunikasi yang sempurna.
Dikalangan pendidikan, guru memegang kondisi kendali dana menjadi poros perhatian siswa. Sebagai komunikator dalam aktivitas interaksi proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat menempatkan diri dalam posisi penentu dalam posisis penentu dalam  penyampaian pesan (message) yang berisi pengetahuan, norma-norma pembentukan sikap sekaligus sebagai panutan dalam keteladanan.
Penyiar TV sebagai pelaku dan juru penerang disamping memiliki gaya bebicara yang khas, dituntu pula penampilan yang prima dan menyampaikan pesan-pesan kebijaksanaan pemerintah dituntut pula profil sebagai juru penerangan sejati.


Artikel ini ditulis oleh Jhon Miduk Sitorus, penulis untuk beberapa surat kabar dan juga merupakan seorang Blogger aktif.

@JhonMiduk



[1] Teguh Meninda, Pengantar Ilmu Komunikasi, Armiad, Bandung, 1981, hal. 7
[2] S.K.Bonar. Hubungan Masyarakat.Yayasan Prapatja, Jakarta, 1959, halaman 50.
[3] Ibid. hal. 53

0 Response to "Unsur-Unsur Komunikasi"

Posting Komentar

Termimakasih buat partisipasinya ya :)